Tahu kah Kamu????menjaga adik itu sangat....sangat.....menyebalkannnnnnn,,apalagi jika anaknya tuh sangat muchilnya naudzubillah.......dikit-dikit manggil kakaaaaaaaaaaaaaaaa..bikinkan susu!astagaaaaaaaa aplagi kalau kita lagi asyik-asyiknya facebookan atau pun lagi asyik mengerjakan sesuatu.rasanya pengen cubit dia deh...saya pernah baca di sebuah artikel,katanya jaga adik itu adalah salah satu olahraga yang tidak kita sengaja..yahhh gimana gak olahraga.nangkap dia lari-lari..bolak-balik ngurus keperluan dia,,wah...wah....terus terang saya saja sampai marah-marah.hehehehe.
nah....berikut ada tips buat kamu yang biasanya di suruh ibu jaga adik mu yang muchilnya naudzubillah.moga ada manfaatnya yah...
PENYEBAB REWEL & CARA MENGATASINYA
1. KONDISI FISIK YANG TAK NYAMAN Anak yang mengantuk, kepanasan, kedinginan, kelaparan, kehausan umumnya menjadi rewel. Sikap Orang Tua: Cari tahu penyebab rewelnya dan selesaikan permasalahan itu. Umumnya bila disebabkan masalah fisik, anak akan segera kembali ceria jika dirinya sudah kembali nyaman.2. MENCARI PERHATIAN Kadang si batita rewel sekadar untuk mencari perhatian. Ini kerap terjadi karena umumnya orang tua banyak memberikan perhatian kepadanya saat sedang rewel saja. Sementara saat sedang bersikap manis si kecil kurang mendapat perhatian. Akibatnya, si batita telanjur “belajar” bahwa keinginannya akan dipenuhi dengan cara merengek-rengek sambil menangis. Bahkan ada pula yang sampai tantrum. Sikap Orang Tua:
- Jangan berikan perhatian khusus pada saat si batita rewel. Bila perlu jangan penuhi permintaannya sehingga ia menyadari bahwa cara yang telah dilakukan tidaklah benar. Tindakan ini dapat sekaligus untuk mengajari si batita mengendalikan diri.
- Ajak si batita berkomunikasi, sampaikan bahwa cara yang dilakukan adalah salah. Misal, “Kalau ngomong-nya sambil menangis, Bunda tidak tahu apa yang kamu inginkan. Coba tenang dulu, ngomong yang baik.”
- Biasakan untuk memberi perhatiaan kepada anak setiap saat, terutama saat ia bersikap manis. Bentuk perhatian itu cukup berupa kalimat seperti, “Bunda bangga, lo, karena Tia tidak sulit diajak mandi.”
4. TERLUKA PERASAANNYA Biasanya ini terjadi bila si batita habis dimarahi. Buntutnya ia akan rewel dan kerap tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang menyakitkan, seperti, “Aku benci sama Mama.” Ungkapan itu sesungguhnya hanya sekadar untuk menunjukkan rasa sedihnya. Namun, mendengar ucapan itu banyak orang tua yang terpancing dan balik memarahi. Sikap Orang Tua: Jangan terpancing. Rangkullah si batita dan ucapkan kalimat yang menenangkan seperti, “Mama sayang banget, lo, sama Adik. Nangis-nya sudah ya nanti capek.” Dengan rangkulan dan kalimat yang menenangkan akan membuat si batita merasa nyaman. Perasaan nyaman dan terlindungi, niscaya tak akan membuat si batita jadi rewel berkepanjangan.
5. KETIDAKMAMPUAN MENGERJAKAN SESUATU Orang tua tanpa sadar sering menuntut anaknya untuk mampu melakukan sesuatu dengan ukuran orang dewasa. Dalam hal makan, misalnya, tanpa sadar terkadang orang tua meminta kepada si batita untuk bisa makan dengan cepat dan rapi, padahal si batita belum mampu melakukannya. Buntutnya, untuk menutupi ketidakmampuan itu, si batita malah jadi rewel. Sikap Orang Tua: Jangan paksa anak melakukan sesuatu yang memang belum mampu dilakukannya. Untuk memacu semangatnya sekaligus membangun rasa percaya diri, berikan penghargaan walaupun kemampuan yang dicapai sangatlah kecil. Contoh, “Wah, Adek senang makan sayur ya… sayurnya tinggal sedikit tuh.” Intinya, penghargaan itu diberikan hanya pada saat anak mampu melakukan sesuatu yang positif.
5 SIKAP POSITIF ORANG TUA MENCEGAH KEREWELAN
1. Berpikir positif Orang tua hendaknya tak mudah putus asa bila melihat si batita misalnya tergolong bertemperamen slow to warm up, yang membutuhkan waktu cukup lama untuk menyesuaikan diri. Tumbuhkan saja pikiran positif bahwa saya dapat membentuknya menjadi anak yang baik. Dengan keyakinan ini, interaksi anak-orang tua yang terbentuk niscaya akan baik. 2. Tidak mengalah pada kerewelan anak Cara orang tua berinteraksi dengan si batita dapat memengaruhi sikapnya. Misal, si batita yang memiliki kecenderungan rewel dapat jadi bertambah rewel saat memahami rewel dapat dijadikan sebagai senjata bagi dirinya. Apalagi bila orang tua selalu memenuhi atau mengalah saat ia bersikap rewel. Namun bila orang tua bersikap tidak mudah lunak dengan sikap rewelnya yang dijadikan sebagai senjata, maka bisa jadi ia tidak menjadi rewel karena ia sudah mengalami bahwa cara itu bukanlah cara efektif untuk meminta. Jadi interaksi yang benar bakal memengaruhi sikap anak.
3. Tidak memberikan label Pemberian label pada anak malah akan menyebabkannya menjadi tak percaya diri. Bahkan bisa jadi lambat laun ia menjadi anak seperti yang dilabelkan selama ini. Umpama, diberi label si rewel dan si cengeng. Bisa jadi anak memilih bersikap rewel sepanjang waktu.
4. Fokus pada sikap anak Untuk membangun sikap positif anak, tangkap-basahlah sikap manisnya dan berikan penghargaan. Jangan hanya memberikan perhatian saat anak sedang bersikap buruk. Contoh, “Wah, hari ini kamu oke, deh.” Sambil menunjukkan satu jempol ke arahnya. Ini dapat membangun rasa percaya diri anak.
5. Tidak membandingkan-bandingkan Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas orang tua adalah memaksimalkan kelebihan setiap anak dan meminimalkan kekurangannya. Hal itu dapat menumbuhkan rasa percaya si batita bahwa dirinya memang memiliki keistimewaan. Konsultan Ahli:
Dra. Rozamon Anwar, Psi., MSi.,
dari SD Fajar Hidayah, Cibubur, Jakarta Timur